12 March 2012

Surat Cinta Anak Elektro

Sejak pertama kali bertemu denganmu, aku tahu engkaulah yang kunanti selama ini.

Lihatlah...Setiap ku memandangmu, :Amperemeter dan Voltmeter cintaku selalu menunjukan skala penuh dan gelombang sinusoida hatiku bergerak tak karuan. Setiap ku mendekatimu, hatiku bergetar lebih dasyat dari getaran turbin yang membangkitkan arus AC tiga fasa 380 Volt, 50 Hertz.

Bila engkau jauh, aku bagai komputer digital tanpa mikroprosesor, aku bagaikan rangkaian pemancar tanpa Power Supply. Karena hanya engkau yang bisa me-recharge kekosongan muatan kapasitor hatiku.Hanya engkau yang bisa mengaktifkan perangkat keras dan perangkat lunak yang aku miliki.

Aku ingin hatiku dan hatimu bagai anoda dan katoda dari dioda yang dibias maju. Aku ingin hati kita bagai belitan induktor yang melekat kuat pada intitransformator. Maka biarlah tahanan di antara hati kita besarnya tidak lebih dari satu ohm agar sinyal-sinyal analog yang aku kirim bisa mengalir indah dari emitter hatiku sampai di kolektor hatimu tanpa distorsi yang berarti.

Biarlah sinyal-sinyal itu engkau sampling, kuantisasi dan dekodekanagar engkau bisa menganalisis kesungguhan byte-byte cinta ini. Jangan sangsikan ketulusanku padamu. Biarlah keraguanmu aku tapis menggunakan band pass filter.

Kalau tak percaya pada cintaku, belahlah dadaku. Engkau akan melihat namamu tertera indah pada display LCD hatiku. Masih tak percaya?Belahlah lebih dalam lagi, engkau akan melihat rangkaian penerima yang jalur-jalurnya telah cacat akibat menerima gelombang elektromagnetik intensitas tinggi yang engkau pancarkan. Masih tak percaya juga? Biarlah.... Demi engkau aku rela memutus saklar utama kehidupanku agar engkau tahu betapa besarnya amplitudo cintaku.

Percayalah padaku hanya engkau cintaku....
Load disqus comments

0 comments