PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangMasyarakat di masa sekarang dan di masa mendatang merupakan masyarakat yang berbudaya teknologi, yaitu bahwa perkembangan teknologi telah berlangsung lama sehingga tersebar luas dan mempengaruhi segala bidang kehidupan. Apalagi jumlah penduduk seluruh dunia yang semakin bertambah, mengisyaratkan bahwa semakin bertambahnya orang maka mereka semakin memerlukan pendidikan.
Masyarakat tidak cukup jika menempuh pendidikan di rumah atau di sekitarnya saja, tetapi juga harus di sekolah. Masyarakat akan ketinggalan jauh jika tidak dibangun sekolah. Mereka juga memahami bahwa sekolah memberikan bantuan yang sangat diperlukan suatu masyarakat teknologi, sedangkan masyarakat itu sendiri tidak bergairah.
Dahulu anak-anak di dunia banyak yang tidak bersekolah. Ada juga yang bersekolah hanya beberapa tahun saja. Di pundaknya, mereka kurang memahami arti pentingnya sekolah. Anak-anak yang tidak pernah masuk sekolah dapat belajar bahwa hal-hal yang baik dalam kehidupan bukanlah untuk mereka. Dari sinilah orang tua dapat belajar bahwa sekolah adalah jalan menuju keselamatan dunia bagi anak-anaknya. Di samping itu, orang tua juga dapat berfikir dan mengambil keputusan bahwa anak-anak mereka nantinya akan menanjak lebih tinggi dari mereka.
Isu yang banyak muncul adalah sekolah sering dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Ada yang menganggap sekolah hanya sebuah tempat mencari ilmu dan mendapatkan selembar ijazah saja. Padahal tujuan sekolah tidak hanya itu. Dengan sekolah kita dipersiapkan agar nantinya siap terjun ke dalam masyarakat. Sekolah juga merupakan salah satu sarana membina putra-putri bangsa agar menjadi anak yang berguna.
Selain itu, anak akan memperoleh kepribadian yang baik dan ideal pula karena di lembaga pendidikan dan lingkungan yang baik itulah kepribadian yang baik dapat terwujud. Hal ini seperti yang ada dalam teori Empirisme yang menyatakan bahwa pendidikan khususnya dan lingkungan yang baik yang mampu membina pribadi ideal.
Kegiatan pendidikan di sekolah, cepat atau lambat akan mempunyai dampak terhadap masyarakat. Input atau umpan balik itu dapat berupa dorongan bagi sekolah untuk mengadakan perubahan atau untuk mempertahankan yang telah ada.
Mekanisme umpan balik tersebut berpengaruh pada kehidupan sekolah. Menurut istilah Buckley, mekanisme umpan balik itu bersifat morfogenis atau morfotasis. Melalui proses tersebut, sekolah akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sekolah akan membawa masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera serta ke arah kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih demokratis.
1.2. Rumusan Masalah
- Apakah pengaruh sekolah terhadap masyarakat ?
- Apakah pengaruh masyarakat terhadap sekolah ?
- Apa sajakah penghambat hubungan antara sekolah dan masyarakat ?
- Bagaimana menjalin hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat ?
- Untuk mengethui pengaruh sekolah terhadap masyarakat.
- Untuk mengethui pengaruh masyarakat terhadap sekolah.
- Untuk mengethui penghambat hubungan antara sekolah dan masyarakat.
- Untuk mengethui cara menjalin hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat.
- Sebagai bahan informasi tentang pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat, penghambat hubungan antara sekolah dan masyarakat, serta cara menjalin hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat.
- Memberikan pengertian terhadap masyarakat tentang pentingnya kerjasama antara sekolah dengan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengaruh Sekolah Terhadap MasyarakatPengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung pada luas tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, lebih-lebih bila diikuti dengan tingkatan kualitas yang memadai, tentu produk persekolahan tersebut membawa pengaruh positif dan berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan. Dalam hubungan ini, sekolah bia disebut sebagai lembaga investasi manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat, sebab manusia itu sendirilah subyek setiap perkembangan, perubahan, dan kemajuan di dalam masyarakat. Rendahnya faktor manusia di setiap masyarakat, baik kualitas, kemampuan, maupun kepribadiannya, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap prestadi yang bisa di capai oleh masyarakat bersangkutan di dalam memajukan segi-segi kehidupannya. Itulah gambaran umum tentang pengaruh sekolah terhadap masyarakat.
Berikut ini akan dikemukakan empat macam pengaruh yang bisa dimainkan oleh pendidikan persekolahan terhadap perkembangan masyarakat di lingkungannya. Keempat pengaruh tersebut adalah :
1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat
Tingkat kecerdasan masyarakat, dapat dikembangkan melalui program pendidikan di sekolah. Soal ini, di sepanjang sejarah persekolahan, selalu menjadi isi dan arah dari program pendidikan di sekolah-sekolah. Baca, tulis, hitung, dan juga pengetahuan umum merupakan pengetahuan dasar di dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa atau masyarakat. Pengetahuan-pengetahuan tersebut, sudah sejak awal diberikan di bangku sekolah. Modal yang tertuang di dalam pengetahuan dasar yang berupa baca, tulis, hitung, dan pengetahuan umum tersebut tentu saja memerlukan penambahan dan pengembangan lebih lanjut. Upaya penambahan dan pengembangan itu, jelas dilakukan secara sistematis melalui program pendidikan di persekolahan. Andil yang dimainkan oleh lembaga persekolahan di dalam peningkatan kecerdasan anak didiknya, secara langsung bisa dipandang sebagai kontribusi pendidikan persekolahan di dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat atau bangsa. Bukankah masukan(input) dan luaran (output) pendidikan persekolahan, mereka berasal dan akan kembali ke tengah-tengah masyarakat ?
Tingkatan kecerdasan warga masyarakat, dalam kenyataannya sangat menentukan ketepatan dan kecepatan penyelesaian atau menanggulangi aneka ragam masalah dan tantangan kehidupan yang dihadapinya. Tanpa kecerdasan yang memadai di kalangan warga masyarakat, sesuatu masalah atau tantangan kehidupan yang sesungguhnya sangat sederhana, akan dihadapi sebagai sesuatu yang sulit dan rumit. Sebaliknya, sesuatu masalah atau tantangan kehidupan yang bagaimanapun sulitnya, sangat mungkin dirasakan sederhana oleh para warga masyarakat yang memiliki kecerdasan tinggi. Pada kehidupan masyarakat, tantangan demi tantangan seslalu menimpa kehidupan warganya, dan araus tantangan tersebut, akan semakin deras dan berat seirama dengan perkembangan masyarakat yang semakin cepat. Disinilah terlihat urgensi yang semakin tinggi dari upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat atau bangsa. Soal yang teramat urgen bagi dan di dalam kehidupan masyarakat tersebut, selama ini senantiasa ditangani dan menjadi kegiatan dari peranan persekolahan bagi perkembangan masyarakat di lingkungannya.
2. Membawa virus pembaruan bagi perkembangan masyarakat
Pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu pihak, dan masalah-masalah atau tantangan kehidupan yang tidak ada henti-hentinya di lain pihak. Kedua pernyataan tersebut memotori lahirnya pemikiran-pemikiran dan praktik-praktik baru yang lebih inovatif, tentu saja untuk diabdikan bagi perbaikan kehidupan di masyarakat. Pengetahuan-pengetahuan baru, teknologi baru, pemikiran-pemikiran inovasi yang funngsional, tentu saja sangat diperlukan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Program pendidikan di persekolahan, di samping menjamin upaya peningkatan kecerdasan, juga mengupayakan transformasi dari pengetahuan, pemikiran dan praktek-praktek baru, tentu saja yang fungsional dan relevan dengan jenis dan tingkatan dari masing-masing sekolah. Isi atau arah program pendidikan yang demikian ini, bisa disebut sebagi transformasi virus-virus pembaharuan yang pada akhirnya akan berfungsi dan menjalar di tengah-tengah masyarakat. Soal ini, juga senantiasa dan menjadi bagian dari peranan persekolahan bagi perkembangan masyarakat atau bangsa.
3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat
Untuk terjun ke dunia kerja, seseorang memerlukan kesiapan tertentu yang diperlukan oleh lapangan kerja bersangkutan. Kesiapan tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Fungsi penyiapan bagi kepentingan dunia kerja, dalam keyataannya tak terlepas dari perhatian lembaga pendidikan persekolahan. Hal tersebut terlihat baik di dalam program pendidikan yang diselenggarakan pada lembaga pendidikan formal maupun di dalam isi kurikulum pada masing-masing program pendidikan.
Berfungsinya lembaga pendidikan formal di dalam memberikan bekal-bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang relevan bagi dunia kerja, hal tersebut secara langsung membawa pengaruh terhadap lapangan kerja di masyarakat. Kualitas dan kuantitas system lembaga pemberi kerja di masyarakat, sedikit banyak dipengaruhi pula oleh produk-produk atau luaran (output) system pendidikan persekolahan itu sendiri. Oleh karena itu, sangat wajar kalau kualifikasi pendidikan seseorang juga dijadikan salah satu pertimbagan di dalam system seleksi pada lembaga-lembaga pemberi karya di masyarakat.
4. Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat
Sikap-sikap positif dan konstruktif yang dilakukan dalam hidup bernegara atau bermasyarakat, sejak awal, yaitu di sekolah dasar sam pai ke tingkat perguruan tinggi. Orientasi tersebut senantiasa menjadi perhatian bagi lembaga pendidikan formal (persekolahan). Hal ini berkaitan dengan falsafah hidup dari sesuatu bangsa atau masyarakat. Yang sudah tentu mendambakan keharmonisan dan keutuhan (integrasi) sosial dari kehidupan berbangsa atau bernegara. Tata etika di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, hak dan kewajiban selaku warga Negara, dalam kenyataannya, hal tersebut selalu terintegrasi di dalam kurikulum pendidikan, baik di sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun di perguruan tinggi.
Kualitas persatuan dan kesatuan bangsa atau negara , loyalitas warga negara, sedikit banyak diwarnai oleh pendidikan di persekolahan. Bagi bangsa indonsia, nilai-nilai Pancasila dan wawasan nusantara selama ini, secara esensial senantiasa diperkembangkan di persekolahan. Soal ini perlu semakin dipertinggi efektifitas dan intensitasnya.
2.2. Pengaruh Masyarakat Terhadap Sekolah
Masyarakat tumbuyh dan berkembang. Masyarakatb memiliki dinamika. Di samping itu, setiap masyarakat memiliki idntitas tersendiri sesuai dengan pengalaman kesejahteraan dan budayanya.
Identitas yang dimiliki dan dinamika suatu masyarakat, secara langsung akan barpengaruh terhadap tujuan orientasi dan proses pendidikan di persekolahan, terutama dalam hal :
1. Orientasi dan tujuan pendidikan
Identitas suatu masyarakat dan dinamikanya, senantiasa membawa pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini bisa dimengerti karena sekolah merupakan institusi yang dilahirkan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ke mana program persekolahan harus dibawa yang biasanya tercermin di dalam kurikulum, di dalam kenyataanya selalu terjadi perubahan-perubahan di dalam suatu jangka waktu tertentu. Perubahan-perubahan tersebut tidak dapat dielakkan, sebab pertumbuhan dan perkembangan masyarakat memang memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan baru. Munculnya orientasi dan tujuan-tujuan baru yang berkembang di dalam masyarakat, hal tersebut ikut bergema di persekolahan baik dilihat dari kacamata makro maupun mikro.
Pengaruh identitas sesuatu masyarakat terhadap program pendidikan di sekolah-sekolah, bisa dibuktikan dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada masing-masing negara. Setiap negara mempunyai ciri-ciri khas di dalam orientasi dan tujuan pendidikannya. Pengaruh pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, juga terlihat di dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu periode tertentu dengan periode berikutnya, dan begitu seterusnya. Oleh karena itu, dalam kenyataanya tidak pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, akan tetapi selalu dinilai, disempurnakan, disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat yang terjadi. Soal orientasi kepada mutu atau pemerataan juga dipengaruhi oleh tuntutan perkembangan masyarakat
2. Proses pendidikan di persekolahan
Bagaimana berlangsungnya proses pendidikan di sekolah juga tidak terlepas dari pengaruh masyarakat. Pengaruh masyarakat yang dimaksud, yaitu pengaruh sosial budaya dan partisipasinya.
Kenyataan sosial budaya masyarakat seperti feudal atau tidak, demokratis atau tudak, bermentalitas modern atau tidak, kesemuanya berpengaruh terhadap proses pendidikan yang berlangsung di sekolah. Sebab komponen-komponen manusiawi yang terdapat di sekolah juga hidup dan diwarnai oleh nilai-nilai sosial budaya di lingkungan masyarakatnya. Dalam hubngan ini, masyarakat sekolah dikatakan sebagai miniatur dari masyarakat yang lebih luas di lingkungannya.
Pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin di dalam proses belajar mengajar baik yang menyangkut pola aktifitas pendidik maupun anak didik di dalam proses pendidikan. Katakanlah sekarang dikembangkan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), implementasinya akan banyak diwarnai atau dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial budaya masyarakat Indonesia. Nilai sosial budaya yang mempribadi di dalam masyarakat bisa terjadi menjadi penghambat atau pendukung terhadap proses pendidikan yang dipandang baik di dalam khasanah pendidikan. Oleh karena itu, usaha-usaha pembaharuan terhadap proses pendidikan di sekolah, mau tidak mau mesti memperhitungkan pula pengaruh sosial budaya dari masyarakat lingkungannya.
Partisipasi masyarakat terhadap sekolah, apakah berwujud material atau spiritual, juga jelas berpengaruh terhadap proses penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan di sekolah melibatkan berbagai komponen, baik manusiawi maupun non manusiawi.
Berfungsinya proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah, dalam kenyataannya tergantung pada kualitas dan kuantitas komponen manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Soal kualitas dan kuantitas komponen tadi, kalau dikaji akan tampak batapa besar dipengaruhi oleh tingkat partisipasi masyarakat.
Hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat partisipasi masyarakat dengan kualitas proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Jalinan hubungan yang dimaksud, realisasinya bisa diwujudkan di dalam berbagai bentuk dan jalinan. Dalam hubungan ini, sangat diperlukan persepsi yang benar dan tanggung jawab masyarakat terhadap eksistensi pendidikan persekolahan
Perubahan-perubahan yang ada di masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan di sekolah, karena perubahan itu merupakan salah satu sumber yang ada di masyarakat. Sekolah haruslah dapat mengajar anak-anak untuk dapat menemukan, mengembangkan, dan menggunakan sumber-sumber yang ada di masyarakat (“it teches children to discover, develop and use the resources of the local community”), demikian dikatakan oleh Havighurst dan Neugarten dalam bukunya Society and Education. Lebih jauh dikatakan oleh kedua tokoh tersebut, bahwa perubahan-perubahan sosial telah menghasilkan perubahan system pendidikan dan pada saat yang sama para pendidik juga mengadakan control dan mengarahkan perubahan sosial (sosial changes have produced changes in education made system, and at the same time educator have made adaption in schools and universities to help in the control and direction of sosial change).
2.3. Penghambat Hubungan Antara Sekolah dan Masyarakat
Dalam penjelasan dalam poin-poin sebelumnya telah dijabarkan berbagai manfaat/pengaruh sekolah terhadap masyarakat maupun sebaliknya. Tetapi pada kenyataan yang ada di masyarakat, tidak mudah membentuk korelasi yang baik antara sekolah dengan masyarakat, yang di akibatkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Persepsi masyarakat yang salah terhadap sekolah
Seperti yang kita ketahui, tidak sedikit orang tua yang malas menyekolahkan anak-anaknya meskipun dananya seharusnya bisa di usahakan, dikarenakan beberapa persepsi yang salah terhadap pendidikan/ sekolah, antara lain:
- Khususnya untuk orang tua wanita, masih ada anggapan bahwa wanita tidak memerlukan pendidikan yang tinggi, karena jika sudah menikah kerjanya hanya di rumah mengurus suami.
- Sekolah hanya tempat mencari ijasah. Padahal di sekolah, anak tidak hanya di tuntut untuk mendapatkan nilai, tetapi yang terpenting adalah ilmu, keterampilan, dan kreatifitas untuk bersaing di dunia kerja.
- Sekolah merupakan tempat penyebar luasan budaya yang tidak baik. Seperti bicara kasar, jorok, misuh, dan lain-lain.
- Sekolah = ajang bisnis, masyarakat berangggapan bahwa sumbangan-sumbangan yang diminta oleh sekolah adalah untuk kepentingan guru-guru, serta petinggi-petinggi sekolah, padahal untuk berjalannya kegiatan belajar mengajar juga butuh biaya.
- Guru suka korupsi waktu. Mungkin dulu memang begitu, tetapi sekarang di sekolah-sekolah sudah diterapkan sistim baru untuk menghindari hal-hal yang demikian.
Untuk dapat terjalin hubungan yang harmonis, hal yang tidak boleh dilupakan yaitu komunikasi. Bentuk-bentuk komunikasi yang dapat dilakukan antara lain :
- Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
- Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
- Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
- Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.
- Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
- Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan pendidikan.
Sarana prasarana yang memadai selain menjadi kunci suksesnya proses belajar mengajar, juga menjadi faktor pendukung terciptanya komunikasi yang baik antara sekolah dengan masyarakat. Seperti, gedung pertemuan untuk wali murid, papan visi misi dan tujuan sekolah tersebut, dan lain-lain.
2.4. Menjalin Hubungan Yang Baik Antara Sekolah dan Masyarakat
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan itu berlangsung pada tiga lingkungan yaitu lingkungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Artinya pendidikan tidak akan berhasil kalau ketiga komponen itu tidak saling bekerjasama secara harmonis. Kaufman menyebutkan patner/mitra pendidikan tidak hanya terdiri dari guru dan siswa saja, tetapi juga para orang tua/masyarakat.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa lembaga pendidikan bukanlah lembaga yang berdiri sendiri dalam membina pertumbuhan dan perkembangan putra-putra bangsa, melainkan ia merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang luas, dan bersama masyarakat membangun dan meningkatkan segala upaya untuk memajukan sekolah. Hal ini dapat tercipta apabila lembaga pendidikan mau membuka diri dan menjelaskan kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana masyarakat dapat berperan dalam upaya membantu sekolah/lembaga pendidikan memajukan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Sekolah pada hakekatnya melaksanakan dan mempunyai fungsi ganda terhadap masyarakat, yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaharuan bagi masyarakat sekitarnya, yang oleh Stoop disebutnya sebagai fungsi layanan dan fungsi pemimpin (fungsi untuk memajukan masyarakat melalui pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas).
Setiap aktivitas pendidikan, apalagi yang bersifat inovatif, seharusnya dikomunikasikan dengan masyarakat khususnya orang tua siswa, agar mereka mengerti mengapa aktivitas tersebut harus dilakukan oleh sekolah dan pada sisi mana mereka dapat berperan membantu sekolah dalam merealisasikan program inovatif tersebut.
Dengan hubungan yang harmonis tersebut ada beberapa manfaat pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat (School Public Relation) yaitu:
Bagi Sekolah/lembaga pendidikan :
- Memperbesar dorongan mawas diri, sebab seperti diketahui konsep pendidikan sekarang adalah oleh masyarakat, untuk masyarakat dan dari masyarakat serta mulai berkembangnya impelementasi manajemen berbasis sekolah, maka pengawasan sekolah khususnya kualitas sekolah akan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat antara lain melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.
- Memudahkan/meringankan beban sekolah dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah. Hal ini akan tercapai apabila sekolah benar-benar mampu menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan dan peningkatan sekolah. Masyarakat akan mendukung sepenuhnya serta membantunya apabila sekolah mampu menunjukkan kinerja yang berkualitas.
- Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru. Sebab pada dasarnya laboratorium terbaik bagi lembaga pendidikan adalah masyarakatnya sendiri.
- Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih positif/benar. Opini yang positif akan sangat membantu sekolah dalam mewujudkan segala program dan rencana pengembangan sekolah secara optimal, sebab opini yang baik merupakan modal utama bagi sekolah untuk mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
- Masyarakat akan ikut serta memberikan kontrol/koreksi terhadap sekolah, sehingga sekolah akan lebih hati-hati.
- Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap sekolah sehingga memudahkan mendapatkan bantuan material.
- Masyarakat/orang tua murid akan mengerti tentang berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan di sekolah
- Keinginan dan harapan masyarakat terhadap sekolah akan lebih mudah disampaikan dan direalisasikan oleh pihak sekolah.
- Masyarakat akan memiliki kesempatan memberikan saran, usul maupun kritik untuk membantu sekolah menciptakan sekolah yang berkualitas.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. SimpulanBerbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sampai lembaga pendidikan di era globalisasi dan desentralistik (otonomi daerah) menuntut team work yang solid antara pihak sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi atasan maupun masyarakat. Melalui Manajemen Berbasis Sekolah, maka administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi kunci sukses di dalamnya.
Dan ketika hubungan sekolah dengan masyarakat ini dapat berjalan harmonis dan dinamis dengan sifat pedagogis, sosiologis dan produktif, maka diharapkan tercapai tujuan utama yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif, efisien dan berhasil sehingga menghasilkan out-put yang berkualitas secara inteletual, spritual dan sosial.
3.2. Saran
Mengingat pentingnya hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat, maka penting pula di realisirnya berbagai bentuk dan cara pelaksanaannya. Antara lain melalui open door politics (pemberian kesempatan kepada oranng tua murid berkunjung ke sekolah untuk membbicarakan masalah khusus yang terjadi pada anaknya), home visiting (kunjungan sekolah ke rumah murid), penggunaan resources persons (kunjungan sekolah ke objek-objek tertentu di masyarakat), pertemuan antara orang tua murid dan warga sekolah, dan pengadaan serta mengefektifkan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3).
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen FIP – IKIP Malang. (2003). Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya : Usaha NasionalSuriansyah, Ahmad. (2001). Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. Diktat Bahan Kuliah pada Program Studi Administrai Pendidikan. Banjarmasin: FKIP Unlam
Husen, Torsten. (1988). Masyarakat Belajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas-Universitas Terbuka bekerjasama dengan CV. Rajawali Pers.
Pidarta, M. (1988). Manajemen Pendidikan Indonesia. Edisi Pertama, Jakarta : Bina Aksara.
Mulyasa, Endang. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
0 comments